Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi November mencapai 5,42% secara tahunan (yoy), lebih rendah dibandingkan Oktober yang tercatat 5,71%.
Lalu, bagaimana sebaran inflasi menurut wilayah? Berikut data yang dipaparkan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto:
Sumatra: Tertinggi di Bukittinggi 7,01%
Kalimantan: Tertinggi di Tanjung Selor 9,20%
Jawa: Tertinggi di Jember 7,76%.
Bali dan Nusa Tenggara: Tertinggi di Kupang 7,30%
Sulawesi: Tertinggi di Pare-pare 7,11%
Maluku dan Papua: Tertinggi di Jayapura 6,81%
Sedangkan inflasi terendah, Setianto mengatakan terjadi di Ternate, Maluku Utara.
"Inflasi terendah ini juga merupakan inflasi terendah di 90 kabupaten/kota yang kami amati yaitu kota ternate 3,26%," katanya.
Menurut Setianto, andil inflasi terdiri dari tarif angkutan udara 1,21%, bensin 0,66%, bawang merah 0,39%, dan bahan bakar rumah tangga 0,21%.
"Kalau inflasi tertinggi dari 90 kota yang kami amati terjadi di Tanjung Selor dengan inflasi sebesar 9,20%," katanya.
"Inflasi tertinggi yoy untuk Tanjong Selor ini diakibatkan tarif angkutan udara dengan andil 2,07%, bensin 1,27%, bahan bakar rumah tangga 0,87%, dan cabai rawit 0,37%."
Rendahnya inflasi Ternate Maluku Utara sempat disinggung Presiden Joko Widodo dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi Tahun 2022 di Jakarta, kemarin.
"Maluku Utara hati-hati. Hati-hati saya peringatkan karena pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara itu 27%, tertinggi di dunia itu gak ada di dunia mana pun pertumbuhan ekonomi sampai 27%," katanya.
Tidak hanya itu, Jokowi mengatakan kalau inflasi di sana pun terkendali, hanya 3,3%.
"Kenapa saya peringatkan? Supaya yang bener ini dipertahankan, ditingkatkan lebih baik lagi. Kalau saya puji-puji bisa kesenangan, nanti lupa tahu-tahu melorot jadi 5%," ujarnya.
"Hati-hati 27% itu gak ada di seluruh dunia yang bisa memiliki pertumbuhan ekonomi setinggi itu. Karena apa? di situ ada industri baru, di situ ada hilirisasi," lanjutnya.
Performa perekonomian itu pun berbanding lurus dengan tingkat kebahagiaan masyarakat.
"Ini sebagai contoh dan survei yang saya terima di seluruh provinsi, masyarakat yang mana yang paling bahagia juga di Maluku Utara. Pertumbuhan ekonomi 27% kalau gak bahagia ya kebangetan," kata Jokowi sembari tertawa.
"Tapi hati-hati saya peringatkan mempertahankan itu sulit, meningkatkan itu jauh lebih sulit. Tapi kalau nanti ada derivatif turunan yang bisa masuk ke industri Maluku ini akan meningkat lagi nilai tambahnya. Jadi sekali lagi saya peringatkan hati-hati."